Monday, July 06, 2009

Sebuah Penundaan

Kejadian Seorang Sahabat dan pelajaran yang tidak akan Saya lupakan seumur hidup.
Seperti certa sebelumnya, Cerita Untuk Diingat, cerita di bawah ini sangat baik terutama untuk Anda yang berprofesi sebagai agen asuransi jiwa. Bagi Anda yang belum memiliki atau berpikir untuk membeli polis asuransi jiwa, renungkanlah cerita ini. Cerita ini diceritakan oleh Umberto A. Palo, seorang agen asuransi di Amerika yang telah mencapati MDRT.Berikut cerita tentang John, sahabat saya sejak kecil. Kami tumbuh bersama, bermain bersama, sekolah bersama. Setelah wisuda, saya melanjutkan pekerjaan sebagai pengajar sedangkan dia menjadi seorang akuntan yang sukses.

Dia agak terlambat menikah, tetapi untungnya segera dikaruniai 3 anak lagi-laki, berusia 6, 4 dan 1 tahun. John merencanakan memberikan anak-anaknya pendidikan terbaik hingga perguruan tinggi.Suatu saat saya berkunjung ke rumahnya untuk membicarakan asuransi. Saya duduk dan mulai merancang sebuah program untuknya.Dia termasuk prospek yang alot untuk diajak wawancara. Banyak ide yang bertentangan yang dia ajukan. Menurutnya investasi pada saham perusahaan dapat menghasilkan keuntungan lebih banyak. Saya bersikeras bahwa asuransi tidak dapat dibandingkan seperti itu. Tidak ada pengganti bagi asuransi. Saya sampaikan juga bahwa tanpa asuransi, semua rencana untuk anak-anaknya tidak terjamin dengan aman.

Hampir 6 bulan saya berusaha, hingga akhirnya dia setuju. Permohonan asuransinya senilai Rp 500 juta disetujuinya. Baginya bukan masalah untuk membayar premi asuransi polis sebesar itu, tetapi ketika saya datang kembali untuk menandatangani kontrak dia meminta saya untuk menunggu sampai dia punya waktu untuk melakukannya.Setaiap hari dalam beberapa minggu, saya terus menemuinya agar mau membayar premi, tetapi saya selalu gagal. Dia meyakinkan saya bahwa musim panas mendatang berniat untuk menambahkan ke dalam program asuransi tersebut. Saya mencatat janji temu tersebut.

Tiga bulan berselang, tiba-tiba seorang teman menelepon saya, “John saat ini sakit parah dan sedang dirawat.” “Ah, tidak mungkin. Tiga bulan lalu saya bertemu dengannya, keadaannya sehat tidak kurang satupun.” “Sungguh, Bert, keluarganya membawa ke rumah sakit. Dia terserang kanker.”Saya segera ke rumah sakit. Di sana saya bertemu dengan istrinya. Istrinya bertanya kepada saya, Apakah John sudah membeli polis yang seringkali kau tawarkan itu, Bert?” Pertanyaan itu memukul saya, “Menyesal, John belum membelinya.”“Bisakah dia membelinya sekarang?”“Sayang sekali,sekarang sudah terlambat, John tidak bisa membeli asuransi dalam keadaan seperti ini.”John hanya mampu bertahan beberapa bulan saja, dan DIA meninggalkan janda serta 3 anaknya yang masih kecil.Setelah acara pemakaman selesai, kami diundang ke rumah keluarga John. Di sana kami mendapatkan jamuan kue ala kadarnya. Bersamaan dengan itu tiba-tiba pintu depan terbuka. Dua anak laki-laki masuk sambil berlari-lari dan tertawa, diikuti oleh seorang ibu yang sedang menggendong anak masih kecil. Mereka adalah anak-anak dan janda John.Hal ini seperti yang saya kuatirkan sebelumnya. Saya segera menaruh cangkir kopi yang baru saja saya minum dan langsung pamit pulang.Setiba di rumah, saya kumpulkan semua anak-anak saya dan memeluk mereka erat-erat.