Monday, August 01, 2005

Sunat Mengurangi Resiko AIDS

Sunat Mengurangi Resiko AIDS


Rio de Janeiro, Rabu



Sunat ternyata bisa membantu melindungi seorang pria dari virus AIDS. Begitu diungkapkan para peneliti, Selasa (26/7), setelah mereka menyelesaikan study pertama mengenai penyunatan guna mencegah infeksi.

Meski begitu, pejabat-pejabat kesehatan PBB memperingatkan bahwa masih perlu serangkaian uji coba sebelum hasil penelitian ini direkomendasikan sebagai metode untuk melindungi seseorang terhadap AIDS.

Menurut para peneliti yang menyampaikan studynya di Konferensi AIDS Internasional di Rio de Janeiro, lelaki yang disunat lebih cenderung tidak terinfeksi virus yang mematikan itu. Prosentase tidak tertular tersebut mencapai 65 persen dibanding mereka yang tidak disunat.

Beberapa penelitian terdahulu juga menyatakan bahwa lelaki yang disunat memiliki rata-rata infeksi HIV yang lebih rendah. Hal ini terutama tampak di Afrika, dimana pembandingan dilakukan antara kelompok atau suku-suku yang disunat dan suku-suku yang tidak.

Para peneliti menduga penyunatan bisa membantu mengurangi resiko infeksi karena kulit luar kemaluan adalah bagian yang mudah terinfeksi virus. Virus juga lebih mudah bertahan di lingkungan lembab dan hangat, seperti di balik kulit bagian depan kemaluan pria.

Adapun dalam penelitian terakhirnya, Bertran Auvert dari Badan Riset Nasional Prancis INSERM dan rekan-rekannya menguji lebih dari 3.000 pria berusia 18-24 tahun yang tidak terinfeksi HIV di Propinsi Guateng, Afrika Selatan. Di wilayah ini, 32 persen penduduk dewasa terinfeksi HIV.

Beberapa lelaki disunat pada awal penelitian, sedangkan sebagian lainnya disunat 21 bulan kemudian. Pada akhir penelitian, para ilmuwan menemukan ada 69 kasus infeksi HIV, dan hanya 18 di antara kasus itu menimpa para pria yang disunat di awal riset.

"Ini memperlihatkan bahwa sunat mengurangi resiko infeksi antara enam hingga tujuh dari sepuluh kemungkinan tertular," kata Auvert. Meski begitu tidak bisa disebut bahwa sunat akan membebaskan seseorang dari resiko tertular AIDS.

Dikatakannya, hasil ini konsisten dengan study observasi sederhana yang dilakukan di beberapa negara Afrika dan India.

"Walau pengamatan menunjukkan adanya dampak perlindungan sunat terhadap infeksi HIV, namun PBB menegaskan bahwa hal ini tidak mutlak dan masih perlu penelitian," ungkap badan AIDS PBB (UNAIDS) dalam pernyataannya.

Oleh karenanya, penasehat ilmiah UNAIDS, Catherine Hankins, menambahkan bahwa sunat sebaiknya dipandang sebagai bagian dari usaha pencegahan, selain penggunaan kondom saat melakukan hubungan seks dan mengurangi kebiasaan berganti-ganti pasangan. (Rtr/wsn)


Sumber: reuters
Penulis: Wsn